You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan KALIREJO
Kalurahan KALIREJO

Kap. Kokap, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

Selamat datang di website resmi Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Iistimewa Yogyakarta

SAPARAN: TRADISI BUDAYA DALAM MEMPERINGATI BULAN SAPAR

KKN UII 20 Agustus 2024 Dibaca 5.725 Kali
SAPARAN: TRADISI BUDAYA DALAM MEMPERINGATI BULAN SAPAR

Tradisi Saparan adalah salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial di kalangan masyarakat Jawa, terutama di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tradisi ini memiliki hubungan erat dengan bulan Sapar dalam kalender Hijriah, yang diyakini sebagai waktu yang penuh dengan energi gaib dan sering dikaitkan dengan upaya untuk menolak bala atau nasib buruk serta memohon keselamatan.

Asal Usul dan Makna Tradisi Saparan

Nama "Saparan" berasal dari kata "Sapar", bulan kedua dalam kalender Hijriah. Dalam tradisi Jawa, bulan ini dianggap sebagai periode di mana masyarakat perlu melakukan berbagai ritual dan upacara sebagai bentuk permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan keselamatan, kesejahteraan, dan dijauhkan dari marabahaya. Kepercayaan ini berkembang dari keyakinan bahwa bulan Sapar memiliki konotasi negatif atau potensi munculnya kesialan, sehingga perlu diantisipasi dengan ritual-ritual khusus.

Salah satu bentuk paling umum dari tradisi Saparan adalah upacara selamatan. Selamatan ini melibatkan doa bersama, penyajian sesajen, dan pelaksanaan prosesi adat lainnya. Selamatan tersebut dilakukan sebagai ungkapan syukur atas berkah yang telah diterima dan sebagai permohonan agar dijauhkan dari segala bentuk musibah dan penyakit​.

Tradisi Saparan sebagai Sarana Pelestarian Budaya

Selain berfungsi sebagai ritual spiritual, tradisi Saparan juga berperan penting dalam pelestarian budaya lokal. Masyarakat yang terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan tradisi ini secara langsung mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Melalui kegiatan gotong royong dalam mempersiapkan upacara, mereka diajarkan pentingnya kebersamaan dan kerja sama dalam komunitas​ 

Tradisi ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menyaksikan secara langsung bagaimana kearifan lokal masih dipraktikkan di tengah arus modernisasi. Dengan demikian, Saparan tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga menjadi sumber daya ekonomi melalui sektor pariwisata.

 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,135,049,305 Rp3,163,644,024
99.1%
Belanja
Rp3,214,710,331 Rp3,393,704,380
94.73%
Pembiayaan
Rp230,113,406 Rp230,166,456
99.98%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp7,347,798 Rp4,900,000
149.96%
Hasil Aset Desa
Rp52,064,720 Rp48,176,720
108.07%
Dana Desa
Rp1,562,478,000 Rp1,562,478,000
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp121,896,626 Rp151,678,306
80.37%
Alokasi Dana Desa
Rp800,316,698 Rp800,316,698
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp275,000,000 Rp275,000,000
100%
Bantuan Keuangan Kabupaten/kota
Rp291,265,200 Rp291,265,200
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp13,245,612 Rp15,343,800
86.33%
Bunga Bank
Rp6,034,651 Rp4,485,300
134.54%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp5,400,000 Rp10,000,000
54%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,394,854,481 Rp1,460,176,334
95.53%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,432,683,750 Rp1,481,198,146
96.72%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp111,261,700 Rp137,064,400
81.17%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp238,050,400 Rp259,265,500
91.82%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp37,860,000 Rp56,000,000
67.61%