Di Padukuhan Plampang 1, Kelurahan Kalirejo, terdapat sebuah kelompok kesenian yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat. Kesenian ini adalah Sholawat Rebana yang bernama Al-Muna, sebuah tradisi yang memadukan musik dan pujian dalam bentuk sholawat, yang telah berdiri sejak tahun 2002. Kesenian ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga sarana spiritual yang menyatukan masyarakat dalam nilai-nilai agama dan budaya.
Awalnya, kelompok ini hanya terdiri dari empat orang saja, namun seiring berjalannya waktu, jumlah anggotanya terus bertambah maupun variasi musik yang dimainkan. Dulu kelompok ini hanya memainkan musik sholawat dalam bentuk yang sangat sederhana dan klasik. Alat musik yang mereka gunakan pun terbatas pada rebana dan hadroh, yang secara tradisional memang menjadi pengiring utama dalam kesenian sholawat.
Namun, seiring berjalannya waktu, kelompok Sholawat Rebana bertambahnya jumlah anggota menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan ini. Semakin banyak orang yang bergabung, semakin banyak pula ide-ide baru yang muncul. Dari kelompok kecil beranggotakan empat orang, kini kelompok ini telah memiliki lebih banyak anggota yang berkontribusi dalam setiap penampilan. Bertambahnya anggota juga memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi lebih banyak variasi musik dan memperkaya pertunjukan mereka.
Perubahan besar mulai terjadi ketika terinspirasi oleh Ma'ruf Islamuddin, seorang musisi ternama yang berhasil menggabungkan unsur-unsur modern dalam musik tradisional."Kami terinspirasi oleh Ma'ruf Islamuddin, seorang musisi yang berhasil menggabungkan unsur-unsur modern dalam musik tradisional," kata salah satu anggota kelompok Sholawat Rebana. Mereka mulai memikirkan cara untuk menggabungkan alat musik modern ke dalam penampilan mereka, agar bisa menarik perhatian masyarakat.
Instrumen modern seperti organ mulai diperkenalkan dalam kelompok ini. Tidak hanya organ, instrumen lain seperti kendang, bass, dan kempul juga mulai digunakan untuk memperkaya tekstur musik yang mereka mainkan. Perpaduan antara alat-alat musik ini tidak hanya memberikan warna baru dalam penampilan mereka, tetapi juga membuat sholawat rebana menjadi lebih bervariasi.
Kini, kelompok Sholawat Rebana tidak hanya memainkan versi klasik dari sholawat, tetapi juga berani bereksperimen dengan berbagai genre musik lain. Mereka telah memasukkan elemen-elemen musik campursari dan dangdut ke dalam pertunjukan mereka, menciptakan versi yang lebih kontemporer dan sesuai dengan selera masyarakat saat ini. "Kadang kami tampil dengan versi yang lebih tradisional, tapi kadang-kadang juga kami tampil dengan sentuhan dangdut atau campursari, tergantung permintaan yang mengundang,"
Meskipun mereka telah memasukkan unsur-unsur modern, mereka selalu berusaha agar setiap pertunjukan tetap memancarkan pesan-pesan keagamaan yang mendalam.
Hingga kini, kesenian sholawat rebana terus berkembang dan menjadi salah satu warisan budaya yang hidup di tengah masyarakat. Setiap kali mereka tampil, baik di acara-acara keagamaan, pernikahan, maupun perayaan lainnya. Dengan semangat kebersamaan yang terus dilakukan, mereka tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga menjadikan sholawat rebana sebagai bagian dari kehidupan modern yang tetap relevan dan diminati oleh masyarakat.
Kehadiran kelompok ini menjadi bukti bahwa musik religius dapat terus berkembang tanpa kehilangan esensi spiritualnya. Melalui perpaduan antara tradisi dan modernitas, kelompok Sholawat Rebana telah berhasil menciptakan sebuah bentuk kesenian yang tidak hanya menghibur, tetapi juga membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi semua yang mendengarkannya. Ini adalah contoh bagaimana tradisi bisa terus hidup dan beradaptasi dengan zaman, tetap memberikan makna yang mendalam dan relevan bagi setiap generasi yang meneruskannya.