Incling merupakan tarian rakyat tradisional yang mengambil cerita dari Panji Asmara Bangun. Prabu Tejakusuma dan Prabu Tejabaka yang diutus oleh Prabu Klana Sewandono dari Bantar Angin untuk menuju ke Kediri melamar Dewi Kilisuci. Dalam perjalanan Pasukan Prabu Tejabaka dihadang oleh Tumengggung Bantheng Wulung dan Tumenggung Singa lodra. Untuk memperkuat pasukannya, maka Prabu Tejakusuma dan Prabu Tejabaka meminta bantuan prajurit raksasa serta mengadakan latihan perang semua prajuritnya. Kesenian Incling ini dilestarikan di Padukuhan Plampang III, Kalurahan Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Incling yang berada di Plampang III Kalirejo berdiri pada bulan juli tahun 2017.
Paguyuban kesenian Incling ini diresmikan pada tahun 2018 oleh Dinas Kebudayaan (Khunda Kabudayaan). Awal mula dibentuknya yaitu dari beberapa seniman yang memiliki ide untuk mendirikan sanggar kesenian sebagai wadah bagi para seniman untuk menyalurkan hobi, bakat, serta memiliki keinginan untuk melestarikan kebudayaan Daerah. Dalam sanggar kesenian Incling ini juga terdapat visi dan misi seperti: menumbuhkan semangat mencintai kebudayaan, pemberdayaan masyarakat, melestarikan kebudayaan, sarana hiburan bagi masyarakat, dan memberikan wadah bagi para seniman.
Pada saat ini Anggota Incling berjumlah 45 orang yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Pada saat pelatihan juga memiliki tahapan sesi yaitu yang pertama ialah para anak-anak/remaja, yang kedua yaitu para orang dewasa yang menggunakan topeng, dan yang ketiga yaitu para orang tua atau sesepuh dari kesenian incling tersebut.
Kegiatan latihan ini sudah terjadwal secara rutin yaitu dua kali dalam satu minggu, pada hari Jum’at di siang hari dan malam hari pukul 19.00 WIB hingga selesai. Selain itu kesenian incling ini juga melakukan pentas di beberapa Daerah yang berada di Kabupaten Kulon Progo. Sebelum melakukan pentas kesenian Incling ini memiliki beberapa tahapan seperti doa bersama yang dilakukan oleh pemimpin paguyuban dan para anggota yang akan melakukan pentas Incling.
Dalam pentas kesenian Incling diiringi dengan alat musik tradisional salah satunya yaitu gamelan. Pentas Incling ini memiliki durasi selama kurang lebih 20 menit dalam satu sesi tarian. Di mana pada akhir sesi pentas terdapat juga penari yang kesurupan serta memakan beberapa sesajen atau sebuah persembahan seperti: gedang rojo asli setangkep, ayam 1, menyan, lilin, rokok, kopi, gula batu, minyak wangi, kinang, bunga melati, telur jawa, dan masih banyak lainnya. Harapannya dengan didirikan kesenian Incling ini adalah wadah bagi para seniman untuk berkarya dan sebagai bentuk melestarikan kebudayaan daerah.